Bob Vylan Dicekal Masuk Amerika Setelah Bela Palestina Dan Mengecam Israel Saat Glastonbury 2025

Bob Vylan dicekal pemerintah AS usai mendukung Palestina dan mengecam Israel saat tampil di Glastonbury Festival 2025. Simak kronologi dan reaksi publik di sini.

Jul 17, 2025 - 16:27
 0  0
Bob Vylan Dicekal Masuk Amerika Setelah Bela Palestina Dan Mengecam Israel Saat Glastonbury 2025

Berbicara lantang di atas panggung kadang bisa jadi bumerang, itulah yang kini dirasakan duo punk asal Inggris, Bob Vylan. Duo yang dikenal vokal mengangkat isu sosial ini tiba-tiba masuk daftar musisi yang dicekal pemerintah Amerika Serikat. Penyebabnya, tak lain karena aksi panggung mereka di Glastonbury Festival 2025 yang dengan berani membawa pesan dukungan terhadap Palestina dan kecaman keras terhadap Israel.

Bob Vylan, yang beranggotakan Bobby Vylan dan Bobbie Vylan, selama ini memang bukan nama asing di skena punk Inggris. Mereka terkenal lewat lirik-lirik tajam, penuh kritik sosial, serta sikap tanpa kompromi terhadap berbagai isu ketidakadilan. Namun, pernyataan politis mereka di Glastonbury pekan lalu tampaknya memancing reaksi keras dari pihak tertentu.

Dalam penampilannya di salah satu panggung ikonik festival musik terbesar di Inggris itu, Bob Vylan mengibarkan bendera Palestina sembari menyerukan pesan solidaritas. Di hadapan ribuan penonton, Bobby Vylan bahkan dengan tegas mengecam tindakan pemerintah Israel yang menurutnya telah menindas rakyat Palestina selama puluhan tahun.

Seruan “Free Palestine” dan kritik pedas terhadap kebijakan luar negeri Barat membuat suasana panggung makin memanas. Banyak penonton mendukung aksi tersebut dengan sorakan dan tepuk tangan. Rekaman momen itu pun viral di media sosial, memicu diskusi hangat tentang keberanian musisi menggunakan panggung besar untuk menyuarakan sikap politik.

Namun, langkah berani itu tak berlangsung tanpa konsekuensi. Beberapa hari usai penampilan di Glastonbury, Bob Vylan dijadwalkan terbang ke Amerika Serikat untuk melanjutkan tur mereka di beberapa kota. Sayangnya, visa kunjungan mereka mendadak dibatalkan oleh pihak imigrasi AS. Status penolakan ini kemudian dikonfirmasi lewat pernyataan resmi manajemen Bob Vylan.

Dalam unggahan di media sosial, Bobby Vylan menjelaskan bahwa mereka mendapat pemberitahuan mendadak beberapa jam sebelum keberangkatan. Alasan penolakan yang diterima pihak manajemen pun tidak dijelaskan secara detail. Hanya disebutkan bahwa ada “masalah administrasi” yang membuat izin masuk mereka ke Amerika dicabut sepihak.

Tentu saja kabar ini menimbulkan gelombang reaksi di kalangan penikmat musik punk maupun aktivis kebebasan berekspresi. Banyak pihak menilai langkah pemerintah Amerika Serikat berlebihan karena pernyataan Bob Vylan di Glastonbury tidak melanggar hukum apa pun di Inggris. Bahkan, bagi sebagian orang, tindakan ini dianggap mengekang suara kritis musisi yang sejak dulu memang memanfaatkan musik sebagai wadah perlawanan.

Bagi Bob Vylan, dicekal dari tur Amerika jelas bukan hal kecil. Tur tersebut menjadi salah satu agenda penting untuk memperkenalkan karya terbaru mereka di pasar Amerika Utara. Beberapa festival punk dan konser independen di New York, Los Angeles, hingga Seattle sudah tercatat dalam jadwal mereka sejak awal tahun.

Dalam keterangannya, Bobby Vylan menegaskan tidak akan mundur atau meminta maaf atas pernyataan mereka. Baginya, sikap membela Palestina adalah bagian dari nilai kemanusiaan yang selama ini mereka bawa melalui musik. Ia menyebut apa yang mereka sampaikan di Glastonbury adalah bentuk solidaritas bagi rakyat yang tertindas dan tidak punya suara.

“Saya tidak akan pernah minta maaf karena bersuara untuk orang-orang yang tidak punya panggung untuk didengar. Kalau harus bayar dengan dicekal masuk Amerika, biarlah. Kami tidak akan diam,” tegasnya melalui sebuah video di Instagram.

Sikap tegas Bob Vylan ini justru membuat dukungan publik semakin mengalir. Sejumlah musisi punk ternama di Amerika Serikat pun ramai-ramai menunjukkan solidaritas. Beberapa di antaranya bahkan mengundang Bob Vylan tampil virtual atau menunda penampilan mereka sebagai bentuk protes terhadap kebijakan imigrasi yang dinilai membungkam kebebasan berpendapat.

Glastonbury Festival sendiri terkenal sebagai salah satu panggung yang kerap diwarnai pernyataan politis para musisi. Tidak sedikit artis besar yang memanfaatkan panggung raksasa tersebut untuk menyampaikan kritik sosial, mulai dari isu lingkungan, kemanusiaan, hingga kebijakan luar negeri pemerintah negara-negara Barat. Aksi Bob Vylan tahun ini menjadi salah satu yang paling disorot, mengingat tensi geopolitik di Timur Tengah yang kembali memanas.

Isu Palestina memang terus menjadi topik sensitif dalam diskursus internasional. Banyak musisi di Eropa yang secara terbuka menyatakan dukungan pada Palestina, meski harus berhadapan dengan risiko pembatalan kontrak, boikot, atau pembatasan akses ke pasar tertentu. Bagi Bob Vylan, risiko ini tampaknya tidak cukup untuk menghentikan mereka berbicara.

Di media sosial, para penggemar menumpahkan kekecewaan mereka. Banyak yang merasa kecewa tidak bisa melihat langsung aksi panggung penuh energi Bob Vylan di tur Amerika. Sebagian penggemar di AS bahkan mengusulkan agar manajemen Bob Vylan mempertimbangkan alternatif tur virtual sebagai solusi agar interaksi dengan penonton tetap terjaga.

Sejumlah aktivis HAM dan pegiat kebebasan berekspresi juga turut mengecam langkah pencekalan ini. Mereka menilai musisi seharusnya tidak diperlakukan layaknya ancaman keamanan hanya karena menyuarakan sikap politik. Apalagi, apa yang disampaikan Bob Vylan tidak berisi ajakan kekerasan, melainkan seruan moral untuk memperhatikan hak asasi manusia.

Meski dicekal dari Amerika, Bob Vylan menegaskan jadwal tur di Eropa tetap berjalan seperti biasa. Beberapa festival punk di Jerman, Belanda, dan Prancis dipastikan akan tetap menampilkan duo yang semakin dikenal karena keberaniannya ini. Bahkan, kabarnya beberapa promotor di Asia juga sudah menghubungi manajemen Bob Vylan untuk memboyong mereka manggung ke luar Eropa.

Bagi Bob Vylan, musik bukan sekadar hiburan, tetapi medium untuk berbicara lantang. Sejak awal kemunculannya, mereka konsisten mengangkat tema-tema sosial seperti rasisme, ketidakadilan kelas, hingga ketimpangan kebijakan negara. Penampilan di Glastonbury dan pencekalan di AS seolah menegaskan reputasi mereka sebagai band punk yang tak sudi kompromi dengan tekanan politik.

Di Inggris sendiri, aksi Bob Vylan di Glastonbury justru menuai banyak simpati. Media lokal menyoroti keberanian mereka menggunakan panggung sebesar itu untuk mengangkat isu Palestina yang kerap dihindari musisi arus utama. Beberapa penonton yang hadir di Glastonbury pun membagikan kesaksian betapa merindingnya suasana saat bendera Palestina dikibarkan di tengah riuh festival musik terbesar di Eropa tersebut.

Belum ada pernyataan resmi lebih lanjut dari pihak imigrasi Amerika Serikat mengenai alasan detail di balik pencekalan Bob Vylan. Namun, sejumlah analis menduga sikap vokal mereka soal Palestina-Israel menjadi faktor penentu.

Dunia punk memang sejak lama dikenal sebagai ruang bagi perlawanan dan kebebasan berekspresi. Dengan dicekalnya Bob Vylan, perdebatan seputar batas kebebasan berpendapat di panggung musik pun kembali mengemuka. Apakah musisi benar-benar bebas berbicara apa saja? Ataukah kebebasan itu masih punya tembok tak kasat mata di era modern ini? Pertanyaan itu akan terus menggelinding, seiring panggung-panggung punk tetap jadi saksi suara-suara lantang yang enggan dibungkam.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0