Fourtwnty Resmi Comeback Dengan Menjadi Itengah Meski Tanpa Ari Lesmana Sebagai Vokalis Utama
Grup musik Fourtwnty kembali meramaikan industri musik dengan menjadi Itengah. Comeback ini terasa berbeda karena mereka tampil tanpa Ari Lesmana yang sebelumnya menjadi vokalis utama.

Fourtwnty, grup musik indie yang terkenal dengan lirik-lirik puitis dan aransemen hangat, baru saja membuat kejutan di industri musik Tanah Air. Setelah sempat vakum, mereka hadir lagi dengan karya baru bertajuk Itengah. Namun, comeback ini terasa berbeda karena formasi Fourtwnty kini tanpa kehadiran sosok Ari Lesmana, vokalis yang selama ini begitu identik dengan band tersebut.
Sejak pertama kali muncul di kancah musik Indonesia, Fourtwnty dikenal dengan komposisi lagu yang sederhana namun punya makna mendalam. Mereka tak butuh banyak gimmick untuk memikat pendengar. Lirik yang sarat perenungan, petikan gitar akustik yang intim, serta vokal Ari yang khas membuat Fourtwnty punya tempat istimewa di hati banyak orang. Tak heran kabar tentang absennya Ari memunculkan tanda tanya besar: bagaimana Fourtwnty akan melanjutkan perjalanan musik mereka?
Jawabannya terungkap lewat Itengah. Single ini dirilis di berbagai platform streaming digital, menandai babak baru bagi band yang berdiri pada 2010 ini. Meski tanpa Ari, Fourtwnty tetap menawarkan benang merah musikalitas yang hangat dan meresap. Dalam rilisan ini, Roby Satria dan Roots Pratama, dua personel lainnya, memegang kendali penuh. Mereka mencoba membuktikan bahwa Fourtwnty tetap punya nyawa meski kehilangan salah satu pilar utamanya.
Lewat akun media sosial resminya, Fourtwnty menjelaskan bahwa Itengah adalah refleksi dari situasi mereka saat ini—berada di tengah persimpangan, melanjutkan perjalanan meski harus kehilangan rekan penting. Dalam liriknya, ada nuansa keikhlasan sekaligus semangat untuk terus berjalan. Tema tersebut terasa dekat dengan para pendengar yang juga tengah bergulat dengan berbagai ketidakpastian hidup.
Bagi penggemar lama, mendengar Fourtwnty tanpa suara Ari tentu jadi pengalaman berbeda. Vokal yang selama ini melekat di lagu-lagu seperti Zona Nyaman atau Aku Tenang kini digantikan dengan warna baru. Meski begitu, Roby dan Roots tidak berusaha menutupi kekosongan itu dengan cara yang dipaksakan. Mereka justru menekankan pada harmoni musik yang tetap sederhana dan lirik yang kuat.
Respon penggemar pun beragam. Sebagian merasa kehilangan, mengingat Ari Lesmana adalah wajah dan suara Fourtwnty selama lebih dari satu dekade. Namun di sisi lain, banyak pula yang mendukung langkah Roby dan Roots untuk terus berkarya. Tak sedikit yang memuji keberanian mereka menghadirkan karya di tengah ketidakpastian, tanpa terlalu larut dalam bayang-bayang formasi lama.
Keputusan Fourtwnty untuk terus melangkah ini memang bukan hal mudah. Ari Lesmana sudah seperti jiwa dari Fourtwnty. Namun, Roby dan Roots tampaknya sepakat bahwa Fourtwnty lebih besar dari sekadar nama satu personel. Mereka ingin membuktikan bahwa visi Fourtwnty sebagai ruang berkarya tetap hidup, dengan atau tanpa sosok Ari di panggung depan.
Sementara itu, Ari Lesmana sendiri belum banyak bicara secara terbuka mengenai kepergiannya dari Fourtwnty. Beberapa waktu lalu, sempat beredar kabar bahwa Ari memilih fokus pada proyek musik solo dan ingin menjajaki arah baru di luar Fourtwnty. Bagi sebagian penggemar, ini bisa dimengerti. Banyak musisi yang memilih rehat atau mencoba jalur berbeda untuk menemukan ruang ekspresi yang lebih leluasa.
Terlepas dari dinamika internal, Fourtwnty tetap punya pekerjaan rumah besar: meyakinkan pendengar bahwa mereka masih layak diikuti. Itengah menjadi langkah pertama untuk membuktikan hal itu. Dalam rilisan ini, Fourtwnty tetap menonjolkan unsur folk akustik yang mereka kuasai. Gitar mendominasi aransemen, dibalut lirik renyah dan nada yang mengalir perlahan.
Beberapa penggemar yang sudah mendengar Itengah menilai Fourtwnty masih terasa Fourtwnty. Meski suara Ari tidak lagi terdengar, spirit kejujuran dalam lirik tetap kuat. Lagu ini mengingatkan bagaimana Fourtwnty kerap jadi teman setia di perjalanan panjang, di tengah malam sepi, atau saat butuh menenangkan pikiran yang ruwet.
Menariknya, Itengah tidak hanya diterima oleh penggemar lama. Sejumlah pendengar baru yang barangkali belum terlalu akrab dengan diskografi Fourtwnty juga mulai melirik karya ini. Keputusan band untuk tetap aktif merilis karya baru terbukti tepat di tengah persaingan musik digital yang kian padat. Apalagi, tren mendengar musik akustik dengan lirik kontemplatif masih punya ceruk penggemar yang setia.
Selain merilis Itengah, Roby dan Roots juga membuka peluang untuk tampil di beberapa panggung musik. Meski belum ada jadwal tur resmi, kabarnya mereka akan mulai menjajaki panggung festival dan gigs skala kecil. Langkah ini diambil untuk menjaga hubungan dengan pendengar, sekaligus menunjukkan bahwa Fourtwnty tidak akan hilang meski diterpa perubahan besar.
Beberapa pengamat musik memuji keputusan Fourtwnty untuk tidak rebranding secara drastis. Mereka tetap mempertahankan nama, gaya musik, dan suasana puitis yang menjadi ciri khas. Hal ini penting agar loyalitas penggemar tetap terjaga. Namun di saat yang sama, band ini juga ditantang untuk menemukan cara agar tetap relevan dan menarik perhatian generasi pendengar baru.
Dalam beberapa wawancara, Roby menyebut Fourtwnty tidak menutup pintu untuk kolaborasi. Mereka terbuka dengan kemungkinan bekerja sama dengan musisi lain, baik sebagai pengisi vokal maupun penulis lagu. Langkah ini dinilai realistis, mengingat banyak band yang berhasil bertahan dengan konsep lintas kolaborasi. Di era musik digital, wajah band bisa berubah-ubah asalkan intinya tetap konsisten: karya yang jujur dan menyentuh hati.
Publik tentu masih menunggu kelanjutan perjalanan Fourtwnty. Apakah Itengah hanya satu langkah percobaan? Atau akan ada album penuh yang menandai era baru Fourtwnty tanpa Ari Lesmana? Belum ada jawaban pasti. Yang jelas, Roby dan Roots tampaknya berkomitmen untuk tidak membiarkan Fourtwnty mati perlahan.
Di media sosial, para penggemar menunjukkan dukungan mereka dengan membagikan potongan lagu Itengah sebagai backsound video, status WhatsApp, hingga Tiktok. Beberapa fanbase membuat thread khusus yang membahas interpretasi lirik lagu, menunjukkan betapa Fourtwnty tetap punya tempat spesial di hati pendengar.
Industri musik indie Indonesia memang selalu punya cerita menarik. Fourtwnty menjadi salah satu contoh band yang membuktikan bahwa kepergian satu sosok penting tidak harus berarti akhir dari segalanya. Bagi Roby dan Roots, perpisahan dengan Ari mungkin berat, tapi mereka sadar Fourtwnty adalah ruang berkarya yang masih punya napas panjang.
Dalam setiap bait lirik Itengah, ada semangat untuk tidak berhenti di tengah jalan. Lagu ini seolah mengajak pendengar menerima segala perubahan, sambil terus melangkah ke depan. Entah nanti Fourtwnty akan bertahan dalam formasi duo, menambah anggota baru, atau melahirkan karya kolaborasi lintas genre, satu hal pasti: Fourtwnty belum selesai bercerita.
What's Your Reaction?






